Misteri Hukum di atas Sandal


Benarkah jika kini Hukum di atas Sandal ???

Seingatku dalam pelajaran kewarganegaraan, hukum adalah dasar untuk membawa keadilan dalam kehidupan kita agar berjalan lebih baik. Aku pikir kurang lebih seperti itu. Namun kenyataannya dalam kehidupan negara kita sekarang mengapa seperti ini yah :'(

Mulai dari seorang kakek yg mengambil 2 buah pisang, lalu mengambil semangka. San kini AAL, seorang pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan negeri di Palu, didapati mencuri sandal jepit milik anggota polisi. AAL dan temannya melintas di depan kos-kosan anggota polisi tersebut.

Yang saya lihat dari berita ,.. kurang lebihnya kronologisnya seperti ini Kemudian mengambil sandal dan memasukkannya ke dalam tas. Di bulan mei, petugas polisi tersebut memanggil AAL dan mengintrogasinya. Alhasil, AAL mengaku kalau dirinyalah yang mencuri sandal tersebut. Namun di saat proses introgasi AAL mengalami penganiayaan. Sang polisi tetap memperkarakan hilangnya sandalnya, sedangkan sang orang tua tidak terima dan memperkarakan balik sang polisi atas tuduhan penganiayaan.

Jauh sebelum kasus ini booming orang tua AAL menawarkan diri untuk mengganti sandal jepit baru tersebut, namun tawaran itu ditolak oleh sang polisi dan tetap memperkarakannya di meja hijau. Kalau dipikir-pikir, hanya gara-gara sandal jepit bisa terancam penjara maksimal selama 5 tahun.

Atas kejadian tersebut, banyak masyarakat yang simpati membela AAL. Simpati masyarakat tersebut didasarkan pada ketidakadilan hukum yang ada di Indonesia. Hukum tumpul di atas, namun tajam dibawah. Padahal hukum harusnya seperti belati tajam di atas dan bawah. Gerakan 1000 sandal pun mulai muncul. bahkan hari ini tadi terlkumpul hingga 1200 pasang sandal dari dalam maupun luar negeri..

Mengapa negara ini sekarang seolah tak adil. DPR yang sudah banyak uang, korupsi. Dibiarkan saja. Tapi orang-orang yang biasa malah dikejar-kejar hukum seperti ini. Maaf jka omonganku ini mengkritik.. aku memang bukan manusia sempurna tapi setidaknya ijinkanlah hati nurani ini bicara.

Mari bersama-sama kita berdoa agar para wakil dan pengayom masyarakan bisa cepat sadar atas segala tindakan yang kurang lurus tersebut. Semoga mereka cepat mendapat hidayah... aamiin

Komentar

  1. Berbagai media luar negeripun ikut2an menimpali kasus ini. Sendal dikatakan sebagai simbol merepresentasikan rasa frustrasi atas ketidakadilan di Indonesia. Bagaimana coba mbaknya?

    BalasHapus
  2. Wah kompleks banget ya kalo ngomongin hukum...saya jadi gak bisa ngomong...

    Saya tak komen istilahnya aja yang kurang begitu tepat kalau dikatakan tajam kebawah tumpul keatas. Saya lebih suka menyebut si pelaku hukumlah yang berakhlak tumpul....

    BalasHapus
  3. @dinar : bner... orang luar negeri juga ikut... ahh mirisnya :'(
    @coro : seperti tak adil :'(

    BalasHapus
  4. Bener2 deh,., masak cuma ngambil sandal, dan apa berharganya bagi seorang polisi??? itukah polisi sekarang?? Polisi sudah mencoreng nama baiknya sendiri,.,

    BalasHapus
  5. mungkin palu hakim bisa digantikan dengan sandal juga ya,

    BalasHapus
  6. @sandu : iyah ndi... sampe2 orang luar juga ikut bantu... apa ga miris bgt ituh :'(
    @dayan : masa sih yan ntar diganti sandal :'(

    BalasHapus
  7. bener2 sebuah ironi penegakan hukum, mbak yuni. sebagai salah satu aparat penegak hukum mestinya bisa memberikan teladan. di mana tuh para koruptor, kenapa mereka masih bebas berkeliaran.

    BalasHapus
  8. @sawali : iyah pak dhe ... miris ... bener2 miris :'(
    @dhoni : iyah.. bener... makanya sampe banyak orang luar negeri yang ikut ngirim sandel jepit,,, :'(
    okray im folbek :)

    BalasHapus

Posting Komentar

back to top